Minggu, 22 November 2009

alhamdulillah.,

fyuuh, udah lama banget ya ga ngeblog,,,terlalu terlena dengan keadaan lapangan yang menghipnotis,,,
akhirnya amanah inipun akan usai ditanganku.., walaupun begitu sangat kusadari bahwa amanah itu tidak akan pernah usai, tidak pernah akan selesai, tetapi yang ada adalah pewarisan dan pengestafetan amanah..

berbanggalah jika kita memiliki amanah, karena dengan amanahlah allah menjaga kita, menjaga dari berbagai macam ketidak produktifan, menjaga agar kita senantisa terbiasa sibuk dengan hal-hal yang bermanfaat.

sangat terasa sekali bagaimana perjalanan ini kutapaki selangkah demi selangkah,, sangat terasa nyata dan jelas... jika kita senantisa mengevaluasi dan mempersiapkan diri untuk menjalani.
entah dari kapan kebiasaan ini melekat dalam keseharianku, berfikir mendetil, menterjemahkan keadaan, mensimulasikan dalam fikiran, hingga action plan itu sangat akrab di fikiranku,.,
setelah ku jalani semuanya barulah ku tahu, inilah yang dinamakan manajemen diri,.

memang adalah benar jika kita ingin sukses, maka buatlah kebiasaan yang membawa kita kepadanya.. saya sepakat dengan statement ini., ya,., ciptakan kebiasaan baru yang akan menghantarkan kita pada kesuksesan...


"positif thinking, positif talking, positif doing" insya allah akan menjadi teman setiaku kedepan....

Senin, 14 September 2009

Seberapa Lamakah Sejatinya Kita Hidup????


Sudah sangat sering dan akrab ditelinga kita tentang waktu,,, ”kehidupan di dunia itu hanya  senda gurau belaka….”, “kehidupan di dunia sangatlah sebentar saja,kehidupan akhiratlah yang kekal abadi”,,,dari pernyataan2 alquran di atas memang kita telah mengetahui bahwa kehidupan dunia itu sangat sebentar,dan ini adalah salah satu bukti keimanan kita,yaitu iman kepada hal yang gaib,namun yang jadi pertanyaan adalah seberapa sebentar?seberapa lama???nah untuk menjawab pertanyaan itu kita simak dulu ayat2 dalam alqur’an berikut tentang waktu,,,,
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Saudaraku,,,begitulah alquran menjawab pertanyaan kita. Ternyata perbandingan perhitungan waktu kita sangatlah jauh berbeda. Yakni seperti dalam ayat2 tersebut diatas,,,sehari disisi allah adalah seribu tahun menurut perhitungan kita,atau bahkan dalam ayat lainnya lebih lama,yakni sehari disisi allah adalah 50.ribu tahun menurut perhitungan kita,,,subhanalla..h.
1 hari di sisi allah = 1000 tahun dimata manusia,,,
1 hari di sisi allah = 50 000 tahun dimata manusia,,,
(waktu perhitungan manusia adalah semu,dan perhitungan allahlah yang sesungguhnya)
Kalau begitu mari kita hitung,,,jika kita diberikan umur hidup didunia selama 60tahun (menurut perhitungan kita),,,sebenarnya berapa lama sesungguhnya kita hidup didunia?
Untuk menjawab itu kita coba pakai perhitungan yang paling sebentar dimata allah, yakni
 1 hari dimata allah = 1000 tahun perhitungan manusia,,, jadi jika kita hidup di dunia selama 60 tahun sebenarnya kita hanya hidup selama (60/1000)x24 jam = 1.44 jam = 1jam 26.4 menit
Subhanalla….h,,,sangat sebentar sekali ternyata kita hidup saudaraku,,, hanya 1jam 26.4 menit kita hidup didunia,,, sangat singkat sekali.
Kemudian mari kita urai,,,
Selama 60 tahun kita hidup itu,
Kita tidur 8 jam sehari,,,berarti 20 tahun kita habiskan hanya untuk tidur,,,
Kita shalat 5menit*5 kali = 25 menit sehari,,,berarti kita selama hidup waktu yang kita gunakan untuk shalat hanya selama 1.041667 tahun rekan2,,,
Lalu sisanya kita gunakan untuk apa???
Berapa lama kita berbuat maksiat dalam sehari???satu menit?dua menit?satu jam? Coba hitung sendiri,,,sudah berapa banyak amal kita saat ini?sudah berapa sering kita ibadah dalam satu hari?berapa lama?
Coba HITUNG, lebih berat mana amal ibadah yang telah kita lakukan dibandingkan dengan maksiat atau lainnya???silahkan renungkan sendiri….
Lalu apakah tujuan hidup kita sebenarnya??? Masih berhargakah dunia yang selalu kita dambakan?masih berhargakah pekerjaan yang selalu kita tuju yang konon katanya untuk kebahagiaan???kebahagiaan yang mana? Matre,matre untuk apa? Uang kita,pekerjaan kita,jabatan kita, tidak bisa kita pakai untuk membeli syurga,,,,kecuali semuanya kita tujukan hanya untuk ALLAH semata. Cukuplah Allah menjadi tujuan kita bersama….
Ibnul qoyyim pernah berkata,,”seseorang belum dikatakan sebagai muslim sebelum dia bisa menjawab 3 pertanyaan,1 akan menjadi apa dia di usia 20,40,dan 60 tahun?,2 sedang at telah menjadi apa ketika di meninggal dunia?, dan 3apa yang ingin dikenang oleh masyarakat sekitar kita ketika kita telah meninggal dunia?”
Anda mengaku seorang muslim?sudah terjawabkah pertanyaan itu???tanyakan pada diri anda,ingin jadi apa sebenarnya anda??? seorang birokrasi? teknokrat? dokter? akuntan? psikolog? apakah itu yang anda cari??? perbaiki arahan hidup kita saudaraq….
Cukuplah allah satu-satunya tujuan kita bersama,karena dengan itu,segala macam apapun jerih payah yang kita usahakan,tenaga yang kita kerahkan,harta yang kita keluarkan, waktu yang kita pergunakan, bahkan lelah dan luka yang kita alami akan selalu bernilai besar di mata allah.
By : "Mief"

Minggu, 13 September 2009

Penjajahan Teknologi

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi yang ada sekarang ini merupakan produk dari perang bahkan bisa jadi semua teknologi yang ada saat ini seperti handphone,internet,pesawat,mobil,computer dan teknologi lainnya adalah produk dari perang. Dengan adanya perang, yang memiliki teknologi tercanggihlah yang akan menguasai medan pertempuran sehingga semua kalangan berlomba-lomba untuk menjadikan dirinya sebagai pihak yang terkuat dengan terknologi tercanggih yang dimilikinya.
Dunia saat ini tengah memasuki era nanoteknologi. Barang-barang yang dihasilkan dibuat semakin prktis dan simple dengan kapasitas yang jauh lebih besar, tapi ukuran jauh lebih kecil dan kemampuan kerja yang makin tinggi juga. Dengan nanoteknologi Israel telah bisa membuat Robot nyamuk yang dapat mengitari target yang tidak bisa di jangkau oleh peluncur rocket yang mereka namai "bionic hornet" atau bisa di sebut Remote Pilot-less Vehicle (RPV). Ini adalah salah satu dari beberapa senjata yang sedang di kembangkan oleh ilmuan militer Israel. Beberapa di antara nya adalah sarung tangan yang dapat membuat pemakai memliki kekuatan "bionic man" dan sensor kecil untuk mendeteksi pembom bunuh diri. Prototype untuk senjata-senjata baru ini akan siap dalam waktu 3 tahun. Robot nyamuk adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh militer Israel pada tahun 2006, lalu telah menghasilkan apa militer Israel pada tahun 2009 sekarang ini? Dan bila kita bandingkan dengan Indonesia telah menghasilkan teknologi apa Indonesia saat ini?bahkan sampai detik ini Indonesia belum bisa meluncurkan roket sendiri, apalagi meluncurkan satelit komunikasi keluar angkasa. Padahal saat ini hamper seluruh masyarakat Indonesia telah mempunyai HP, dan mereka sangat bangga dengan HP yang mereka miliki. bahkan HP menjadi tolok ukur kemapanan dan keadaan strata social seseorang bagi sebagian masyarakat. Tanpa mereka sadari bahwa sebenarnya komunikasi HP dihubungkan oleh satelit, dan sampai saat ini Indonesia belum mampu menciptakan satelitnya sendiri. Selama ini Indonesia hanya baru mampu membeli satelit dari rusia atau amerika, dan itupun “ngutang”. Secara logika, produsen pastilah lebih mengetahui keadaan dan segala teknis pengoperasian dari barang yang dibuatnya dibandingkan dengan konsumen yang hanya terima jadi. Jadi bila satelit komunikasi kita saat ini kita beli dari rusia atau amerika, pastilah mereka bisa dengan mudah mengakses semua data komunikasi yang kita miliki.
Jadi menjadi hal wajar bila sampai saat ini Indonesia masih seperti ini keadaannya, sangat mudah di “obok-obok” oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Tetapi ironisnya hanya sedikit dari masyarakat Indonesia yang sadar dan mau menyikapi hal ini. Ataupun ada yang telah sadar dan mengetahui tapi mereka hanya pasrah pada keadaan yang tengah terjadi.
Menjadi peran dan tanggung jawab kita sebagai generasi muda yang paling lama berada di panggung akademis (baca; mahasiswa) untuk senantiasa terus menghasilkan inovasi dan kreasi teknologi agar kita bisa kembali menaikkan harga diri dan martabat bangsa ini di mata internasional.
kami tidak mengharapkan sesuatupun dari manusia,
Tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
Tidak juga popularitas, atau hanya sekedar ucapan terimakasih, yang kami harap adalah ; terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari allah pencipta alam semesta”

Sabtu, 12 September 2009

Sebuah Renungan Perjalanan

Assalamu'alaykum,,,
semoga bisa menjadi renungan
untuk bersama-sama menjadi lebih baik


Saudaraku…
Berhentilah sejenak. Duduklah. Hirup kuat-kuat udara, lalu hembuskan
kembali dengan perlahan. Sesungguhnya kita butuh beristirahat. Butuh
melonjorkan kaki sejenak. Butuh air dingin walau seteguk. Dan butuh
berhenti untuk mendapatkan kekuatan kembali.

Saudaraku…
Tahulah betapa pegalnya kaki-kaki kalian menapaki jalanan ibukota dalam
aksi-aksi yang digelar. Tahulah betapa sesaknya nafas kalian
menyuarakan kebenaran di hadapan kezhaliman penguasa. Tahulah betapa
sengat mentari telah membuat kulit kalian kian legam. Dan tak terkata
deras peluh yang mengucur. Tak terkira berapa rupiah telah terpakai. Tak
terhitung waktu yang berjalan melewati rapat-rapat yang melelahkan.
Pengorbanan antum, Yaa ikhwah fillah…, cukuplah 4JJI yang akan
membalasnya…

Saudaraku…
Dalam peristirahatan ini, mari sama-sama kita renungkan, siapa sebenarnya
diri kita. Apa hakikat kita wahai ikhwah? Siapa kita hingga menyangka
kitalah yang terbaik dia antara semua? Siapa kita hingga sesumbar bahwa
kita-lah yang lebih tahu daripada yang lainnya?

Saudaraku…
Banyak-banyaklah beristighfar. Kita boleh bangga karena 4JJI telah
memasukkan kita ke dalam barisan ini. Kita harus bersyukur bahwa tak semua
orang bisa terpilih. Ya, kita adalah manusia-manusia pilihan. Yang tak
sembarang menerima pembelajaran. Yang tak asal-asalan diikutsertakan. Kita
boleh bangga, Ikhwah. Sebab kita-lah orang-orang pilihan…

Saudaraku…
Tundukkan dalam-dalam wajah dan hatimu di hadapan-Nya. Hakikat
orang-orang pilihan bukanlah berarti kita bisa menyombongkan diri.
Predikat orang-orang pilihan tidaklah bermakna kita bisa memandang rendah
semuanya. Orang-orang pilihan bukanlah yang petantang-petenteng menganggap
yang lainnya tak bisa apa-apa.

Tapi orang-orang pilihan, wahai Saudaraku…, adalah yang mampu menerima
amanah sebesar dan seberat apapun. Orang-orang pilihan adalah yang selalu
merendah hati, ibarat bulir padi yang semakin merunduk kala ia matang.
Orang-orang pilihan adalah yang selalu berusaha meluruskan kesalahan, pun
tak marah kala ia diingatkan. Orang-orang pilihan adalah yang dapat
dipercaya, yang kuat dan tegar menghadapi rintangan, dan selalu berfikir
positif bahwa semua ini bukanlah beban. Orang-orang pilihan adalah yang
sanggup membuktikan bahwa dirinya memang benar-benar orang yang dipilih
dengan tidak sembarangan.

Saudaraku…
Adakah kita benar-benar merupakan orang-orang pilihan? Orang-orang yang
dapat dipercaya mengemban amanah, yang bumi serta gunung-gunung enggan
untuk menerimanya? Atau jangan-jangan kita telah tertipu oleh panggilan
itu? Jangan-jangan tanpa sadar kita terjebak label dan telah merasa cukup
hebat dengan itu semua? Jangan-jangan kita menyangka telah berbuat baik,
sementara tak setitikpun perbuatan kita bernilai di sisi 4JJI?
“Katakanlah, ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang
yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi : 103-104).
Na’udzubillaahi min dzaalik.

Saudaraku…,

Predikat itu tidaklah boleh membuat kita kemudian merasa aman dari azab
4JJI. Sapaan itu tidaklah mengesahkan bahwa kita boleh bersantai-santai.
Label orang-orang pilihan bukanlah legitimasi bahwa kita sah-sah saja
berbuat seenaknya, berlaku sombong dan merendahkan yang lainnya.
Padahal saudaraku…, siapa tahu di luar sana ternyata jauh lebih banyak
orang yang layak mendapat predikat itu? Siapa mengira bahwa mungkin saja
label ini dapat menjadi fitnah dan bumerang bagi diri kita di kemudian
hari?

Maka saudaraku…,

Teruslah merenungi hakikat orang-orang pilihan itu. Janganlah berhenti
memuhasabahi diri sebelum semuanya terlambat. Dan senantiasalah dekatkan
jiwamu pada Penguasa yang menggenggamnya. Orang-orang pilihan harus bisa
membuktikan bahwa ia memang layak mendapat predikat itu. Orang-orang
pilihan harus mampu menunjukkan keoptimalan usahanya. Orang-orang pilihan
tidaklah boleh men-judge yang lain seenaknya, menganggap rendah, bahkan
merasa dirinya yang paling baik. Orang-orang pilihan bukanlah barisan
penggembira yang tak mau bertanggung jawab terhadap apa yang tlah ia
perbuat. Bukan yang keasyikan bercanda, lepas tertawa-tawa, dan menganggap
enteng apa yang sudah ditaklifkan kepadanya. Bukan… Bukan seperti itu tipe
orang-orang pilihan, Saudaraku…

Orang-orang pilihan adalah yang tak pernah mengeluhkan jauhnya perjalanan.
Orang-orang pilihan adalah yang tak cepat putus asa ketika menghadapi
rintangan dan ancaman. Orang-orang pilihan adalah yang tegar ketika
cobaan-Nya diturunkan. Orang-orang pilihan adalah yang selalu mengkritisi
kezhaliman dan kesalahan, tapi sekaligus juga tak pernah keberatan ketika
mendapat teguran dan kritikan.

Saudaraku…,
Renungkanlah. Adakah kita benar-benar layak menjadi orang-orang pilihan
itu? Mari, jawab saja dengan pembuktian.

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Maidah:54)

Bukan dakwah yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan dakwah.
"BERGERAK ATAU TERGANTIKAN!!"

SETULUS APAKAH KOMITMEN KITA TERHADAP DAKWAH???

Ketika begitu banyak tanggung jawab yang harus dipikul dan kesibukan yang harus dituntaskan, seorang da’i bisa saja lupa akan hakikat komitmennya dalam dakwah sehingga lalai dengan hak-hak dakwah yang harus ditunaikannya.dia mendzalimi diri sendiri dan tidak membersihkannya, tidak mendidiknya, tidak mengontrol, tidak mengevaluasi (muhasabah), dan tidak meluruskannya. Bisa saja dia lalai dengan hak-hak saudara-saudara seperjuangan dan dakwahnya. Merasa keberatan untuk mengorbankan harta dan hanya memberi sedikit waktu yang tersisa dari semua aktivitasnya.
Dia menjadi sering terlambat menghadiri liqa’ dan tuntutan-tuntutan dakwah lainnya.semua tugasnya dilakukan hanya berdasarkan kecendrungan dan kemauan dirinya.
Untuk itu adalah penting untuk kembali mengemukakan pertanyaan pada diri sendiri. Apa komitmen saya terhadap dakwah?apakah cukup dengan sekedar mendukung dan mengaguminya? Atau, apakah cukup hanya dengan memberi dukungan finansial? Apakah banyak peran aktif yang saya berikan terhadap harakah?
Masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap da’i agar bisa mengenal lebih jauh tentang hakikat komitmennya terhadap dakwah.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus, maka tidak akan banyak da’i yang berguguran ditengah jalan. Dakwah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih tujuan-tujuannya dan mampu memancangkan prinsip-prinsipnya dengan kokoh.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus, niscaya hati banyak orang akan menjadi bersih,pikiran mereka akan bersatu, dan fenomena ingin menang sendiri saat berbeda pendapat akan jarang terjadi.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus, maka sikap toleran akan semarak, rasa saling mencintai akan merebak, hubungan persaudaraan semakin kuat, dan barisan para da’i akan menjadi bangunan yang berdiri kokoh dan saling menopang.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus, maka ia tidak akan peduli saat ia ditempatkan di bagian depan atau belakang. Komitmennya tidak akan berubah saat dia diangkat menjadi seorang pemimpin yang berwenang mengeluarkan keputusa dan ditaati atau hanya sebagai jundi yang tidak dikenal atau 
dihormati.
 Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka hati seorang da’i akan tetap lapang untuk memaafkan saudara-saudara seperjuangannya sehingga tidak tersisa tempat sekecil apapun untuk permusuhan dan dendam.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka sikap toleran dan saling memaafkan akan terus berkembang, sehingga tidak ada momentum untuk menyulut kebencian, menaruh dendam dan amarah. Namun sebaliknya smboyan yang diusung bersama adalah, ” Saya sadar bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan saya yakin anda akan selalu memaafkan saya.”
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka tidak mungkin akan terjadi kecerobohan dalam menunaikan kewajiban dan tugas dakwah. Namun yang terjadi adalah fenomena belomba-lomba untuk menunaikan kebauikan dan bersungguh-sungguh untuk mencapai derajat yang lebih tinggi.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka semua orang akan sangat menghargai waktu. Bagi setiap da’i tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena ia akan selalu menggunakan untuk senantiasa beribadah kepada allah di sudut mihrab, atau berjuang melaksanakan dakwah dengan menyeru kepada kebaikan atau mencegah kemunkaran. Atau, menjadi murabbi yang gigih mendidik dan mengajari anak serta istrinya dirumah. Da’i yang aktif dsi mesjid untuk menyampaikan nasehat dan membimbing masyarakat.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka setiap da’i akan segersa menunaikan kewajiban keuangannya untuk dakwah tanpa dihinggapi rasa ragu sedikitpun. Semboyannya adalah”apa yagn ada padamu akan habis dan apa yang ada disisi tuhanmu akan kekal.”
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka setiap da’i akan patuh dan taat tanpa merasa ragu dan bimbang.didalam benaknya,tidak ada lagi arti keuntungan pribadi dan menang sendiri.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka akan muncul fenomena pengorbanan yang nyata.tidak ada kata “ya” untuk dorongan nafsu atau segala sesuatu yang seiring dengan nafs untuk berbuat maksiat. Kata yang ada adalah kata “ya” untuk setiap perbuatan yang mendekatkan diri kepada allah.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka setiap anggota akan menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap pemimpin fikrah. Setiap yang bergabung akan melaksanakan kebijakan pimpinannya dan menegakkan prinsip[-prinsip dakwah di dalam hatinya.
Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,maka setiap orang yang kurang teguh akan komitmennya akan menangis, sementara yang sungguh-sungguh akan menyesali dirinya karena ingin berbuat lebih banyak dan berharap mendapat balasan serta pahala dari Allah.
Rabbi,sampaikan kami padamu dengan sebaik-baik keadaan kami.

Jumat, 11 September 2009

SUMPAH MAHASISWA INDONESIA!!!

SUMPAH MAHASISWA INDONESIA!

KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH!
BERTANAH AIR SATU, TANAH AIR TANPA PENINDASAN,

KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH!
BERBANGSA SATU, BANGSA YANG TIDAK MENDUAKAN KEADILAN,

KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH!
BERBAHASA SATU, BAHASA TANPA KEBOHONGAN,

Kamis, 10 September 2009

Menjadi Pengguna Media Yang Objektif dan Kritis

Media memiliki pengaruh dan kekuatan yang sangat besar terhadap perilaku masyarakat dalam aktivitas kesehariannya. Hal ini tidak mengherankan, karena hampir semua lapisan masyarakat mendapatkan input informasi dari media yang ada. Televisi bukanlah menjadi barang langka lagi sekarang ini, di setiap rumah telah bisa kita dapati benda ini, bahkan di daerah pelosok yang susah di akses dengan alat transportasi sekalipun bisa di dapatkan kotak ajaib ini. Data statistic menyebutkan rata-rata seseorang menghabiskan lebih dari 15 tahun dalam kehidupan untuk menonton televisi, film, video, membaca surat kabar dan majalah, mendengar radio, dan berselancar di internet. Jadi dapat dikatakan medialah yang menjadi mata dan telinga masyarakat sekarang ini untuk memahami keadaan sekitarnya.
Disadari ataupun tidak kemampuan kita berkomunikasi, bersikap, berfikir, bersosialisasi, dan bermasyarakat dibentuk oleh media. Bahkan kekuatan media bukan hanya mampu mempengaruhi tapi juga bisa mengubah sikap dan perasaan seseorang dengan mudah, dengan media, seseorang yang seharusnya benci setengah mati terhadap sesuatu hal bisa menjadi cinta mabuk kepayah karena informasi yang diterimanya dari media, seseorang yang seharusnya menangis tersedu-sedu bisa menjadi tertawa terbahak-bahak karena media. Seseorang yang seharusnya menjadi pahlawan besar karena jasanya bisa menjadi musuh yang ditakuti karena media. Kekuatan media di era teknologi seperti sekarang ini memang sangat mendominasi. Seperti kata Bill Gates ; “jika kamu ingin menguasai dunia kuasailah dua hal, jaringan dan media informasi” adalah benar, yang menguasai medialah yang menguasai dunia saat ini.
Media menjadi sarana yang sangat efektif untuk menginfiltrasi suatu pemikiran dan bahkan pengendalian suatu gerakan sosial masyarakat. Tidak jarang kita mendapatkan informasi yang ternyata tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan, banyak informasi-informasi yang terkesan tendensius terhadap suatu kepentingan tertentu atau berat sebelah dalam menyampaikan informasi. Seperti ketika terjadi pelecehan terhadap seorang muslimah yang mempertahankan jilbabnya sampai meninggal dunia hamper tidak ada media yang memblowup isu ini ke public karena informasi ini di anggap tidak lebih penting dari meninggalnya sang raja pop di amerika. Kasus pelanggaran ham di ghaza, dan sampai isu terorosme yang sampai saat ini terus menyudutkan kaum muslimin. Kerena jelas yang memiliki media semuanya adalah orang-orang yang kebanyakan adalah kontra islam sehingga informasi yang disajikanpun senantiasa mengarah kea rah sang pemilik modal.
Jika dikatakan media adalah ujung tombak globalisasi, ini adalah benar. Seperti konsep globalisasi itu sendiri yang menjadikan pasar (materi) adalah parameter pembanding paling tinggi yang senantiasa mencoba untuk menghilangkan batas antara semua hal yang ada agar semuanya bisa terhubung dan bertransaksi, medialah yang bisa melakukannya. Dengan teknologi seperti sekarang ini, semuanya nyaris tak berbatas lagi.
Disadari ataupun tidak, kita adalah konsumen dan korban dari proyek besar ini. Sebagai insane akademis yang sudah semestinya faham akan keadaan social yang terjadi, sudah seharusnya kita mampu melihat secara objektif semua informasi yang kita terima dan sekaligus menjadi filter penyeimbang bagi masyarakat yang notabene belum begitu faham akan dampak social yang terjadi.
Jadilah pengguna media yang kritis dan objektif.

Petaka Minyak

Di era 70-an hingga akhir 90-an, saat minyak kita pernah membuat kita menjadi eksportir, kita sama sekali lengah mempersiapkan grand design arsitektur perminyakan dan energy nasional yang terintegrasi dan mandiri.
Keadaan nyaman selama kurang lebih 30 tahun ini membuat badan-badan usaha Negara di sector energy lebih senang melakukan kerjasama bagi hasil, menjadi tukang tadah dengan perusahaan asing.
Kebiasaan ini juga telah membuat Indonesia hanya bias menganga karena tidak mampu mengelola hasil migas dan mineralnya untuk kebutuhan energy dalam negeri.
Kekayaan energy Indonesia seharusnya dimaknai sebagai anugerah, karena salah urus dan dikawal tanpa visi, kini lebih sering menjadi petaka bagi kita sendiri.
Ironis sekali, ribuan ton batubara yang melintasi sungai Mahakam setiap harinya, atau hasil gas di daerah-daerah timur Kalimantan hanya bias lewat untuk di ekspor. Sementara kota-kota dis ekitar situ setiap dua hari sekali baru bias mendapat pasokan listrik.
Ongkos produksi batubara dan gas yang memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya ekspor menjadi salah satu alasan utama ketergantungan kepada perusahaan-perusahaan asing hingga saat ini.
Kesalahan ini terutama terletak pada desain kebijakan yang lebih memilih orientasi ekspor sebagai prioritas daripada mengamankan terlebih dahulu kebutuhan domestic dan menjawab kebutuhan energy alternative. Pola pikir seperti ini secara tidak langsung telah membentuk badan-badan usaha milik Negara dibidang energy menjadi pemalas dan terus menerus menggantungkan hidupnya pada asing.

Penjajahan Teknologi

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi yang ada sekarang ini merupakan produk dari perang bahkan bisa jadi semua teknologi yang ada saat ini seperti handphone,internet,pesawat,mobil,computer dan teknologi lainnya adalah produk dari perang. Dengan adanya perang, yang memiliki teknologi tercanggihlah yang akan menguasai medan pertempuran sehingga semua kalangan berlomba-lomba untuk menjadikan dirinya sebagai pihak yang terkuat dengan terknologi tercanggih yang dimilikinya.
Dunia saat ini tengah memasuki era nanoteknologi. Barang-barang yang dihasilkan dibuat semakin prktis dan simple dengan kapasitas yang jauh lebih besar, tapi ukuran jauh lebih kecil dan kemampuan kerja yang makin tinggi juga. Dengan nanoteknologi Israel telah bisa membuat Robot nyamuk yang dapat mengitari target yang tidak bisa di jangkau oleh peluncur rocket yang mereka namai "bionic hornet" atau bisa di sebut Remote Pilot-less Vehicle (RPV). Ini adalah salah satu dari beberapa senjata yang sedang di kembangkan oleh ilmuan militer Israel. Beberapa di antara nya adalah sarung tangan yang dapat membuat pemakai memliki kekuatan "bionic man" dan sensor kecil untuk mendeteksi pembom bunuh diri. Prototype untuk senjata-senjata baru ini akan siap dalam waktu 3 tahun. Robot nyamuk adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh militer Israel pada tahun 2006, lalu telah menghasilkan apa militer Israel pada tahun 2009 sekarang ini? Dan bila kita bandingkan dengan Indonesia telah menghasilkan teknologi apa Indonesia saat ini?bahkan sampai detik ini Indonesia belum bisa meluncurkan roket sendiri, apalagi meluncurkan satelit komunikasi keluar angkasa. Padahal saat ini hamper seluruh masyarakat Indonesia telah mempunyai HP, dan mereka sangat bangga dengan HP yang mereka miliki. bahkan HP menjadi tolok ukur kemapanan dan keadaan strata social seseorang bagi sebagian masyarakat. Tanpa mereka sadari bahwa sebenarnya komunikasi HP dihubungkan oleh satelit, dan sampai saat ini Indonesia belum mampu menciptakan satelitnya sendiri. Selama ini Indonesia hanya baru mampu membeli satelit dari rusia atau amerika, dan itupun “ngutang”. Secara logika, produsen pastilah lebih mengetahui keadaan dan segala teknis pengoperasian dari barang yang dibuatnya dibandingkan dengan konsumen yang hanya terima jadi. Jadi bila satelit komunikasi kita saat ini kita beli dari rusia atau amerika, pastilah mereka bisa dengan mudah mengakses semua data komunikasi yang kita miliki.
Jadi menjadi hal wajar bila sampai saat ini Indonesia masih seperti ini keadaannya, sangat mudah di “obok-obok” oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Tetapi ironisnya hanya sedikit dari masyarakat Indonesia yang sadar dan mau menyikapi hal ini. Ataupun ada yang telah sadar dan mengetahui tapi mereka hanya pasrah pada keadaan yang tengah terjadi.
Menjadi peran dan tanggung jawab kita sebagai generasi muda yang paling lama berada di panggung akademis (baca; mahasiswa) untuk senantiasa terus menghasilkan inovasi dan kreasi teknologi agar kita bisa kembali menaikkan harga diri dan martabat bangsa ini di mata internasional.
kami tidak mengharapkan sesuatupun dari manusia,
Tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
Tidak juga popularitas, atau hanya sekedar ucapan terimakasih, yang kami harap adalah ; terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari allah pencipta alam semesta”

Refleksi 64 tahun kemerdekaan

Hari ini, Indonesia telah merdeka yang ke 64, jika di analogikan dengan usia seorang manusia,, mungkin sudah tua dan usia pensiun…kita telah merayakan dirgahayu kemerdekaan bangsa ini selama 64 kali rekan2,,, lalu sudahkah kita syukuri nikmat kemerdekaan bangsa ini? Sudahkah? Ingat rekan2 semua, bangsa ini merdeka bukan hanya dengan santai dan leha2 apalagi bermanja2, bangsa inimendapatkan kemerdekaannya bukan karena hadiah, tapi bangsa ini menerima kemerdekaannya dengan PERJUANGAN..,.. dengan darah!!!! Lalu apa yang telah kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan bangsa kita tercinta ini?,.,.
Jika kalian ditanya, apakah arti sebuah kemerdekaan? Merdeka berarti bebas dari semua jenis penjajahan bangsa dalam bentuk apapun, baik itu fisik, pemikiran, ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya…
Lalu jika sekarang kita ditanya, apakah benar Indonesia kioni telah merdeka dengan sebenar2nya makna merdeka? Jawabannya belum rekan2 semua,,,belum..
Merdeka secara fisik mungkin adalah benar, iya, tapi secara pemikiran, politik, budaya, ekonomi, kita masih terjajah rekan2 semua…
Lihatlah ekonomi kita, saat ini kita di jajah oleh lembaga keuangan asing dengan IMFnya, kita dibuai untuk mati dalam belitan hutang, kita di jajah dengan hutang yang terus melilit bangsa ini, ga cukup dengan itu, perekonomian kita juga dijajah dengan banjirnya produk2 luar negeri yang mematikan kemandirian dan produk2 dalam negeri,,, bangsa ini lebih bangga dan bahagia jika memakai produk luar negeri, apakah itu yang dinamakan kemerdekaan?
Lihat politik kita, bahkan suara kutukan2 kita terhadap kekejian Israel terhadap gaza, terhadap libanaon hanya dianggap angin lalu,, martabat kita dikesampingkan oleh bangsa2 internasional! Padahal dulu, 64 tahun yang lalu, kisah kejayaan dan kemerdekaan dan perjuangan bangsa ini,, telah menjadi suimber inspirasi bangsa2 di dunia untuk menjadikan bangsa2nya merdeka.,., tapi lihat kini? Bahkan untuk mempertahankan kekayaan budaya yang kita miliki saja sungguh sangat berat, batik, reog ponorogo, angklung semuanya di cap dan dipatenkan sebangai kebudayaan asli bangsa tetangga, yang padahal jelas2 itu merupakan budaya asli Indonesia, tapi kita tak mampu berbuat apa2,,, lalu apakah kita bisa disebut merdeka dalam berbudaya? Tidak rekan2 semua, kini kita terjajah kembali!!!
Kita di didik ,dikondisikan dan dilenakan untuk menjadi insan2 yang patuh,,, orang2 yang hanya diam dan menjadi konsumen ulung, kita menjadi orang2 yang hanya diam.,,.,.,
Lalu apakah kini kita masih akan diam? Setelah kita mengetahui keadaan bangsa kita? Bangkit kawan2 semua,,,jika dulu para pejuang terdahulu bangkit melawan dengan bamboo runcingnya,,, sekarang, buktikan, dan lawan penjajahan pemikiran terhadap bangsa ini dengan pena dan suara rekan2 semua, dengan karya-karya rekan2 semua,,,jangan ragu dan takut untuk mengatakan yang benar jika memang itu benar.,,.,, hidup mahasiswa Indonesia!!!!
Buktikan perlawananmu dengan karya2 besarmu, dan jangan pernah bermimpi untuk menjadi orang2 besar,,, jika dulu bangsa ini pernah menjadi salah satu bangsa yang disegani oleh bangsa2 lain, pernah menjadi macan asia, buktikan,,,mari ciptakan lagi supermasi kejayaan bangsa ini dengan karya2 produktif kita….
Ingat rekan2 semua,,, kita bukanlah dididik menjadi pekerja, bukan menjadi buruh, yang hanya sibuk dibangku perkuliahan dan menikmati panggung akademis dan setelah itu memohon untuk diterima bekerja,.ingat kawan2,,,di fakultas teknik, kita bukan dididik menjadi pekerja,,, tapi menjadi orang2 yang mandiri, yang mampu membuka lowongan pekerjaan dan berpegang teguh pada idealismenya, untuk sama2 membangun Indonesia yang lebih baik dan bermartabat!!!! (Miftah)

Keadaan Ummat islam saat ini

Jika kita melihat fenomena yang terjadi saat ini, ummat islam kian popular, kian terangkat wajahnya, kian termahsyur syi’arnya.,.namun sayangnya kemahsyuran syi’ar dan ketertampakkan wajahnya bukan menggambarkan apa yang seharusnya dan sesungguhnya harus tergambar.. bukan keindahan atau keelokkan dirinya, namun keterpurukkkan dan kehinaan yang dimunculkan oleh media-media yang ada, berbagai media mulai dari Koran sampai internet di jejali oleh berita-berita keterpurukkan wajah islam di mata ummat akhir zaman.,tidak sedikit bahkan para pemeluknya sekalipun terkesan dengan senanghati menerima visualisasi keterhinaan yang digambarkan oleh berbagai macam media. Islam adalah teroris, islam hanya ritual keagamaan, islam agama ekstreem, islam tidak manusiawi, islam tidak mengakomodir kebebasan gender dan lain sebagainya,.,..
Dimana2 islam di visualisasikan dengan kaum-kaum termarginalkan, kaum-kaum tertindas, kaum pelaku berbagai macam kriminalitas, mulai dari pembantaian bosnia Herzegovina tahun 92, belakangan invasi amerika ke afganistan, dilanjutkan dengan invasi ke irak yang mendapatkan legalitas langsung dari dewan keamanan pbb dengan suara mutlak dengan dalih terorisme, penodaan agama yang kian marak, pembuatan kartun nabi di Denmark, penerbitan buku kontroversi nabi Muhammad di mesir, pelecehan ka’bah dalam pameran seni di berlin jerman, dan pembuatan film anti kuran di belanda oleh great wealders yang itupun akhirnya dilegalkan oleh mahkamah belanda pada siding 7 april 2008 silam.
Lalu apakah ini semua kebetulan? Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semuanya by scenario, pasti ada yang mengatur.,. dan ini memang lah keinginan dari kaum anti islam yang ingin dan sengaja untuk menampakkan wajah islam dan memvisualisasikan diri islam dengan penampakan yang seperti sekarang ini, jijik, teroris, common enemy, dll. Padahal bukankan islam ini rahmatan lil’alamin?
Adalah benar bahwa islam adalah agama yang tertinggi dan tidak ada yang akan bias menyamai ketinggiannya,,,(alislaamu ya’luu wala yu’laa ‘alaih,,,). Jika di ibaratkan islam adalah nada lagu yang sangat indah, yang sangat merdu, bahkan yang paling merdu dari sekian banyak nada yang ada di muka bumi ini, bagaimanapun nada itu akan tetap menjadi yang terindah dan termerdu yang pernah ada siapapun yang menyanyikannya.,. adapun jika terdengar sumbang atau tidak nyaman ditelinga, bukanlah nadanya yang jelek, tetapi sang penyanyinyalah yang tidak mampu memainkan keindahannya… bias jadi sang penyanyi lagi flu, atau serak, sebagus apapun nadanya, jika yang menyanyikannya sedang sakit, maka nada itupun akan terdengar tidak seperti seharusnya karena factor teknis. Jadi bias jadi kitalah sang penyanyi nada indah itu yang sedang sakit saudaraku, maka jika kita ingin kembali mendengar dendangan indahnya nada islam yang kian indah itu, marilah kita perbaiki diri kita agar benar2 mampu untuk menyanyikannya dengan sempurna.
ingatkah kita semua bahwa rasulullah pernah bersabda, di akhir zaman kaumku akan banyak, banyak tak terhitung,tapi bagaikan buih yang bertebaran dilautan, banyak tapi tidak berkekuatan sama sekali….
Lalu apakah itu kita? Buih itukah kita? Ataukah kita genersai terbaik itu?
Semuanya hanya dapat terukur dengan kontribusi yang dapat kita berikan dimasyarakat.

Dinamika Gerakan Mahasiswa

Mahasiswa telah menggoreskan tinta emas dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor dalam setiap perubahan. Tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa  Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia.  Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan.
Menurut Arbi Sanit ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka dengan permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan.  Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat.  Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda.  Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka.  Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.
Keingin tahuan yang sangat tinggi menjadikan mahasiswa terus berkembang dalam dunia kampus dan semakin siap untuk menjadikan mereka sebagai problem solver dalam kehidupan bermasyarakat. Ini merupakan potensi sumber daya yang sangat luar biasa untuk di godok dan dikembangkan bukan hanya melalui mimbar akademik yang mereka punyai tetapi juga dalam kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan juga melalui organisasi-organisasi ekstra kurikuler yang telah banyak tumbuh hampir disetiap kampus di negeri kita tercinta ini.
Disamping itu daya kritis terhadap suatu system yang alamiah dimiliki oleh mahasiswa (kaum muda intelektual) serta rasa empati yang sangat luar biasa besar terhadap segala sesuatu yang terjadi, keadaan rakyat yang kian hari kian tergerus kesejahteraannya oleh kerasnya system yang dikendarai oleh orang-orang egois dan tidak bertanggung jawab menjadikan mahasiswa sebagai sosok yang sangat strategis dan dibutuhkan keberadaannya dalam tatanan masyarakat. Hal ini juga sekaligus memberikan tanggung jawab besar kepada mahasiswa sebagai insan yang paling lama berada dalam panggung akademis dan paling banyak mendapatkan ilmu disbanding komponen masyarakat lainnya.
Peranan dan potensi inilah yang sesungguhnya dijalankan oleh para mahasiswa, atau pun kaum terpelajar pada umumnya, dari mulai zaman kolonial yang kemudian diperankan juga oleh generasi berikutnya sampai saat ini. walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini semakin dirasakan menurunnya daya pengaruh gerakan mahasiswa terhadap perubahan masyarakat umumnya, maupun terhadap proses pengambilan keputusan para elit. Setelah berhasil menggulingkan lokomotif rezim otoriter Orde Baru, Suharto, perubahan substansial dari cara‑cara Orde Baru tidak mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan yang timbul adalah kecenderungan berbedanya arah gerakan sebagian mahasiswa dengan apa yang tengah diperjuangkan masyarakat lewat lembaga politik formalnya. Disorientasi gerakan mahasiswa yang terjadi saat ini lebih merupakan suatu konsekuensi logis dari proses perubahan masyarakat itu sendiri yang harus kita upayakan untuk menemukan arah dan tujuannya kembali dan keluar dari area abu-abu yang menjebak dan menumpulkan efektifitas kerja dan optimalisasi posisi yang dimiliki.
Kaum muda yang dalam hal ini diwakili oleh mahasiswa, menjadi tonggak besar penentu kesejahteraan bangsanya, karena di akui atau tidak zaman ini terus berganti, kekuasaan itu akan terus dipergilirkan. Jika dulu adalah orang tua kita, maka saat ini adalah kita sebagai penentunya. Seperti halnya para pemimpin dan pengambil kebijakan saat ini adalah mahasiswa pada 10-20 tahun yang lalu, maka kita Mahasiswa saat ini, adalah para pengambil kebijakan di kemudian hari. Oleh karena itu marilah kita sebagai generasi muda, mahasiswa Gadjah Mada untuk senantiasa menjaga nilai serta norma yang telah kita pegang dan perjuangkan sampai saat ini dengan terus mengembangkan diri dan memelihara nilai-nlai itu dengan terus berkontribusi bagi rakyat Indonesia.
HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP MAHASISWA!!!
“teruslah ciptakan kebaikan dimana-mana, sampai masyarakat ini mampu menciptakan bagi diri mereka sendiri”[Miftah]