Bulan mei 2010, alhamdulillah wa syukurillah Allah berkenan memperjalankan saya ke negeri seberang... dari berbagai macam agenda dan kunjungan yang saya jalani, ada 2 hal yang sangat lekat di fikiran saya sampai saat ini... visi besar dan ukhuwah.
Disana saya memiliki beberapa teman dari beberapa negara, memang belum lama kenal, tapi sungguh lebih terasa manisnya ukhuwah bersama mereka. tahukah apa yang menyatukan kita? visi besar. ya, visi besar kejayaan (insyaallah akan saya coba tuliskan di postingan berikutnya).
Dari hanya 2 hari kebersamaan saya bersama mereka, yang paling menggetarkan dan menjadikan ukhuwah ini kian kuat terhunjam adalah saat kita hendak berpisah.(bukan berarti ketika aktivitas bersama tidak lho.,).
Seperti layaknya perpisahan antar sahabat (ikhwan), "berpelukan" bisa dikatakan hal lumrah yang biasa terjadi dalam setiap prosesi perpisahan. ini begitupun dengan perpisahan kami. saat hendak berpisah , kamipun berpelukan sebagaimana biasanya kebanyakan orang, lalu bersalaman. tapi sungguh pada perpisahan ini saya benar-benar mendapatkan kesan yang berbeda dan luar biasa. sebuah ungkapan. ya sebuah ungkapan yang belum pernah saya dapatkan seumur hidup saya. sebuah ungkapan cinta. ya, sebuah ungkapan cinta... (terlebih dari seorang ikhwan, lho?..)
Setelah bersalaman, ketika tangan kita masih dalam satu kepalan, sahabatku itu kemudian memandang wajah saya seraya berkata berat, " akhi,,, ana uhibbuka fillah.." dan kembali memeluk saya...
Bisa dibayangkan bagaimana keadaan saat itu? dan apa yang saya rasakan?
saya sungguh sangat kaku, kaget, grogi, dan perasaan-perasaan aneh lainnya. fenomena yang sungguh belum pernah saya alami bersama saudara-saudara saya di indonesia, bahkan belum pernah saya lakukan kepada saudara-saudara saya di keluarga sekalipun.sekalipun. suasana saat itu sungguh belum pernah saya alami sebelumnya.
Ada sebuah dorongan energi dan keharuan yang datang entah dari mana.
saat itu, barulah kusadari.... inilah UKHUWAH.sungguh indah dan manis terasa, bila segalanya didasari dengan IMAN.
Subhanallah... sungguh indah jalan ini, syukurku hanya padaMU ya rabb... terimakasih atas segala karuniaMu kepada hambamu ini..
Diriwayatkan oleh Anas ra.,
"Ada seorang laki-laki di sisi Nabi SAW. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, "Ya Rasulullah SAW, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah SWT)." Maka Nabi SAW bertanya, "Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?" "Belum", jawab laki-laki itu. Nabi SAW bersabda, "Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian." Lalu ia bangkit dan memberitahukan, "Sungguh saya mencintaimu karena Allah." Maka orang ini berkata, "Semoga Allah SWT mencintaimu, seperti engkau mencintaiku karenaNya." (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).
"Ada seorang laki-laki di sisi Nabi SAW. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, "Ya Rasulullah SAW, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah SWT)." Maka Nabi SAW bertanya, "Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?" "Belum", jawab laki-laki itu. Nabi SAW bersabda, "Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian." Lalu ia bangkit dan memberitahukan, "Sungguh saya mencintaimu karena Allah." Maka orang ini berkata, "Semoga Allah SWT mencintaimu, seperti engkau mencintaiku karenaNya." (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).
dan sejak saat itu, saya berazzam, akan senantiasa menebar cinta*... dimulai dari keluarga dan sahabat2 tercinta...
Simple sahabatku, hanya dengan mengungkapkan rasa cinta kita kepada keluarga dan sahabat kita.,
jika kita belum pernah mengungkapkannya kepada ayah bunda kita, kepada saudara-saudara dan sahabat kita, marilah kita mulai tebar benih cinta itu... cinta hanya karena Allah semata...
Dan sahabatku, sungguh, saya mencintai kalian semua, karena Allah...
catatan:
saran dan ajakan ini tidak berlaku untuk yang bukan mahram dan semacamnya lho!...hehe...
hanya untuk ukhuwah islamiyah bersama sahabat2 perjuangan...
hanya berlaku dengan etika dan bingkai syari'ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar