Sabtu, 12 September 2009

Sebuah Renungan Perjalanan

Assalamu'alaykum,,,
semoga bisa menjadi renungan
untuk bersama-sama menjadi lebih baik


Saudaraku…
Berhentilah sejenak. Duduklah. Hirup kuat-kuat udara, lalu hembuskan
kembali dengan perlahan. Sesungguhnya kita butuh beristirahat. Butuh
melonjorkan kaki sejenak. Butuh air dingin walau seteguk. Dan butuh
berhenti untuk mendapatkan kekuatan kembali.

Saudaraku…
Tahulah betapa pegalnya kaki-kaki kalian menapaki jalanan ibukota dalam
aksi-aksi yang digelar. Tahulah betapa sesaknya nafas kalian
menyuarakan kebenaran di hadapan kezhaliman penguasa. Tahulah betapa
sengat mentari telah membuat kulit kalian kian legam. Dan tak terkata
deras peluh yang mengucur. Tak terkira berapa rupiah telah terpakai. Tak
terhitung waktu yang berjalan melewati rapat-rapat yang melelahkan.
Pengorbanan antum, Yaa ikhwah fillah…, cukuplah 4JJI yang akan
membalasnya…

Saudaraku…
Dalam peristirahatan ini, mari sama-sama kita renungkan, siapa sebenarnya
diri kita. Apa hakikat kita wahai ikhwah? Siapa kita hingga menyangka
kitalah yang terbaik dia antara semua? Siapa kita hingga sesumbar bahwa
kita-lah yang lebih tahu daripada yang lainnya?

Saudaraku…
Banyak-banyaklah beristighfar. Kita boleh bangga karena 4JJI telah
memasukkan kita ke dalam barisan ini. Kita harus bersyukur bahwa tak semua
orang bisa terpilih. Ya, kita adalah manusia-manusia pilihan. Yang tak
sembarang menerima pembelajaran. Yang tak asal-asalan diikutsertakan. Kita
boleh bangga, Ikhwah. Sebab kita-lah orang-orang pilihan…

Saudaraku…
Tundukkan dalam-dalam wajah dan hatimu di hadapan-Nya. Hakikat
orang-orang pilihan bukanlah berarti kita bisa menyombongkan diri.
Predikat orang-orang pilihan tidaklah bermakna kita bisa memandang rendah
semuanya. Orang-orang pilihan bukanlah yang petantang-petenteng menganggap
yang lainnya tak bisa apa-apa.

Tapi orang-orang pilihan, wahai Saudaraku…, adalah yang mampu menerima
amanah sebesar dan seberat apapun. Orang-orang pilihan adalah yang selalu
merendah hati, ibarat bulir padi yang semakin merunduk kala ia matang.
Orang-orang pilihan adalah yang selalu berusaha meluruskan kesalahan, pun
tak marah kala ia diingatkan. Orang-orang pilihan adalah yang dapat
dipercaya, yang kuat dan tegar menghadapi rintangan, dan selalu berfikir
positif bahwa semua ini bukanlah beban. Orang-orang pilihan adalah yang
sanggup membuktikan bahwa dirinya memang benar-benar orang yang dipilih
dengan tidak sembarangan.

Saudaraku…
Adakah kita benar-benar merupakan orang-orang pilihan? Orang-orang yang
dapat dipercaya mengemban amanah, yang bumi serta gunung-gunung enggan
untuk menerimanya? Atau jangan-jangan kita telah tertipu oleh panggilan
itu? Jangan-jangan tanpa sadar kita terjebak label dan telah merasa cukup
hebat dengan itu semua? Jangan-jangan kita menyangka telah berbuat baik,
sementara tak setitikpun perbuatan kita bernilai di sisi 4JJI?
“Katakanlah, ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang
yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi : 103-104).
Na’udzubillaahi min dzaalik.

Saudaraku…,

Predikat itu tidaklah boleh membuat kita kemudian merasa aman dari azab
4JJI. Sapaan itu tidaklah mengesahkan bahwa kita boleh bersantai-santai.
Label orang-orang pilihan bukanlah legitimasi bahwa kita sah-sah saja
berbuat seenaknya, berlaku sombong dan merendahkan yang lainnya.
Padahal saudaraku…, siapa tahu di luar sana ternyata jauh lebih banyak
orang yang layak mendapat predikat itu? Siapa mengira bahwa mungkin saja
label ini dapat menjadi fitnah dan bumerang bagi diri kita di kemudian
hari?

Maka saudaraku…,

Teruslah merenungi hakikat orang-orang pilihan itu. Janganlah berhenti
memuhasabahi diri sebelum semuanya terlambat. Dan senantiasalah dekatkan
jiwamu pada Penguasa yang menggenggamnya. Orang-orang pilihan harus bisa
membuktikan bahwa ia memang layak mendapat predikat itu. Orang-orang
pilihan harus mampu menunjukkan keoptimalan usahanya. Orang-orang pilihan
tidaklah boleh men-judge yang lain seenaknya, menganggap rendah, bahkan
merasa dirinya yang paling baik. Orang-orang pilihan bukanlah barisan
penggembira yang tak mau bertanggung jawab terhadap apa yang tlah ia
perbuat. Bukan yang keasyikan bercanda, lepas tertawa-tawa, dan menganggap
enteng apa yang sudah ditaklifkan kepadanya. Bukan… Bukan seperti itu tipe
orang-orang pilihan, Saudaraku…

Orang-orang pilihan adalah yang tak pernah mengeluhkan jauhnya perjalanan.
Orang-orang pilihan adalah yang tak cepat putus asa ketika menghadapi
rintangan dan ancaman. Orang-orang pilihan adalah yang tegar ketika
cobaan-Nya diturunkan. Orang-orang pilihan adalah yang selalu mengkritisi
kezhaliman dan kesalahan, tapi sekaligus juga tak pernah keberatan ketika
mendapat teguran dan kritikan.

Saudaraku…,
Renungkanlah. Adakah kita benar-benar layak menjadi orang-orang pilihan
itu? Mari, jawab saja dengan pembuktian.

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Maidah:54)

Bukan dakwah yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan dakwah.
"BERGERAK ATAU TERGANTIKAN!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar