Kamis, 10 September 2009

Dinamika Gerakan Mahasiswa

Mahasiswa telah menggoreskan tinta emas dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor dalam setiap perubahan. Tumbangnya Orde Lama tahun 1966, Peristiwa  Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan terakhir pada runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia.  Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan.
Menurut Arbi Sanit ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka dengan permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan.  Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat.  Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda.  Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka.  Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.
Keingin tahuan yang sangat tinggi menjadikan mahasiswa terus berkembang dalam dunia kampus dan semakin siap untuk menjadikan mereka sebagai problem solver dalam kehidupan bermasyarakat. Ini merupakan potensi sumber daya yang sangat luar biasa untuk di godok dan dikembangkan bukan hanya melalui mimbar akademik yang mereka punyai tetapi juga dalam kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan juga melalui organisasi-organisasi ekstra kurikuler yang telah banyak tumbuh hampir disetiap kampus di negeri kita tercinta ini.
Disamping itu daya kritis terhadap suatu system yang alamiah dimiliki oleh mahasiswa (kaum muda intelektual) serta rasa empati yang sangat luar biasa besar terhadap segala sesuatu yang terjadi, keadaan rakyat yang kian hari kian tergerus kesejahteraannya oleh kerasnya system yang dikendarai oleh orang-orang egois dan tidak bertanggung jawab menjadikan mahasiswa sebagai sosok yang sangat strategis dan dibutuhkan keberadaannya dalam tatanan masyarakat. Hal ini juga sekaligus memberikan tanggung jawab besar kepada mahasiswa sebagai insan yang paling lama berada dalam panggung akademis dan paling banyak mendapatkan ilmu disbanding komponen masyarakat lainnya.
Peranan dan potensi inilah yang sesungguhnya dijalankan oleh para mahasiswa, atau pun kaum terpelajar pada umumnya, dari mulai zaman kolonial yang kemudian diperankan juga oleh generasi berikutnya sampai saat ini. walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini semakin dirasakan menurunnya daya pengaruh gerakan mahasiswa terhadap perubahan masyarakat umumnya, maupun terhadap proses pengambilan keputusan para elit. Setelah berhasil menggulingkan lokomotif rezim otoriter Orde Baru, Suharto, perubahan substansial dari cara‑cara Orde Baru tidak mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan yang timbul adalah kecenderungan berbedanya arah gerakan sebagian mahasiswa dengan apa yang tengah diperjuangkan masyarakat lewat lembaga politik formalnya. Disorientasi gerakan mahasiswa yang terjadi saat ini lebih merupakan suatu konsekuensi logis dari proses perubahan masyarakat itu sendiri yang harus kita upayakan untuk menemukan arah dan tujuannya kembali dan keluar dari area abu-abu yang menjebak dan menumpulkan efektifitas kerja dan optimalisasi posisi yang dimiliki.
Kaum muda yang dalam hal ini diwakili oleh mahasiswa, menjadi tonggak besar penentu kesejahteraan bangsanya, karena di akui atau tidak zaman ini terus berganti, kekuasaan itu akan terus dipergilirkan. Jika dulu adalah orang tua kita, maka saat ini adalah kita sebagai penentunya. Seperti halnya para pemimpin dan pengambil kebijakan saat ini adalah mahasiswa pada 10-20 tahun yang lalu, maka kita Mahasiswa saat ini, adalah para pengambil kebijakan di kemudian hari. Oleh karena itu marilah kita sebagai generasi muda, mahasiswa Gadjah Mada untuk senantiasa menjaga nilai serta norma yang telah kita pegang dan perjuangkan sampai saat ini dengan terus mengembangkan diri dan memelihara nilai-nlai itu dengan terus berkontribusi bagi rakyat Indonesia.
HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP MAHASISWA!!!
“teruslah ciptakan kebaikan dimana-mana, sampai masyarakat ini mampu menciptakan bagi diri mereka sendiri”[Miftah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar